Langsung ke konten utama

GoPay Jadi Dompet Digital Paling Banyak Digunakan di 2019

GoPay
Foto: Gojek

Teknologi.id – Tak terganggu oleh ketatnya persaingan dompet digital di Tanah Air, riset DailySocial yang bertajuk Fintech Report 2019 menyatakan GoPay tetap menjadi dompet digital yang paling banyak digunakan di tahun ini.

Dari total 651 responden, 83,3% menggunakan GoPay dan 81,4% pakai OVO. Kemudian yang menggunakan DANA 68,2% dan LinkAja 53%. Secara berturut-turut, pengguna Doku, Jenius, Paytren, iSaku, Sakuku, dan Uangku sebesar 19,7%, 16,7%, 13,2%, 12,1%, 10,3%, dan 6,3%.

Baca juga: Google Tawarkan Rp 21 Miliar Bagi yang Bisa Bobol Ponsel Pixel

Meski demikian, OVO merupakan layanan teknologi finansial (fintech) pembayaran yang paling dikenal masyarakat sepanjang 2019.

Responden perempuan yang menggunakan GoPay 84,5%, sedangkan laki-laki 82,3%. Pengguna laki-laki yang memakai layanan OVO 82,8%, dan perempuan 79,5%.

Meski begitu, kesadaran masyarakat terkait layanan OVO (99,5%) lebih tinggi ketimbang GoPay (98,5%). Sedangkan DANA dan LinkAja memperoleh 98,3% dan 84,6%.

Alasan responden menggunakan dompet digital

Ada beberapa alasan mengapa responden menggunakan layanan dompet digital. Pertama, percaya akan produknya (81,6%). Lalu, mereka mau memakai produk fintech pembayaran karena butuh (72,2%). Ketiga, dianggap kaya manfaat (72,9%).

Selain itu, pengguna juga menilai dompet digital mudah digunakan (68,3%) dan menghemat waktu (66,2%). Sebagian lainnya menggunakan fintech pembayaran ini karena layanannya lengkap (32,8%).

Berdasarkan data internal, dompet digital besutan Gojek ini sudah bekerja sama dengan lebih dari 420 ribu merchant di 390 kota/kabupaten Indonesia, di mana 90% di antaranya adalah usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang termasuk pedagang kaki lima, kantin, dan warung kelontong.

Tak hanya itu, Gopay juga dapat digunakan untuk pembayaran surat keterangan catatan kepolisian (SKCK) dan surat izin mengemudi (SIM) di kota-kota seperti di Gresik, Samarinda, Surabaya, dan Sidoarjo. Kemudian untuk donasi digital di lebih dari 400 masjid dan yayasan.

Baca juga: Google Indonesia Resmi Luncurkan Aplikasi Kormo untuk Pencari Kerja

Riset tersebut melibatkan 651 responden di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang Bekasi (Jabodetabek), Bandung, Surabaya, Medan, Balikpapan, dan Makassar. Sebanyak 50,7% di antaranya berusia 20-29 tahun. Lalu, 24,5% berumur 30-39 tahun dan 19,1% kurang dari 19 tahun.

Sisanya berusia lebih dari 40 tahun. Sebanyak 58,9% responden memiliki pendapatan Rp 2,5 juta sampai Rp 5 juta per bulan. Lalu, 25,8% berpenghasilan lebih dari Rp 5 juta. Kemudian sisanya berpendapatan kurang dari Rp 2,5 juta. Mayoritas responden yang disurvei laki-laki.

(dwk)

The post GoPay Jadi Dompet Digital Paling Banyak Digunakan di 2019 appeared first on .


GoPay Jadi Dompet Digital Paling Banyak Digunakan di 2019November 29, 2019 at 05:52PM

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apa yang Sebenarnya Terjadi saat Brain Freeze?

Teknologi.id –  Ugh, brain freeze! Kondisi yang sangat menyebalkan ini dapat membuat kepalamu serasa tertusuk oleh benda yang sangat tajam. Dan yang paling lebih menyulitkannya lagi, tidak semua orang dapat mengalami kondisi tersebut. Benar sekali, beberapa orang dapat tetap memakan es krim sebanyak yang mereka mau, dan tidak pernah merasakan apa-apa. Sangat menyebalkan bukan? Apa itu Brain Freeze? Brain Freeze adalah rasa sakit berdenyut-denyut yang dirasakan setelah pengonsumsian makanan atau minuman yang sangat dingin. Fenomena ini telah menjadi salah satu dari misteri ilmia yang ada sejak tahun 1800-an. Dan sampai saat ini, para ilmuwan masih menelitinya. Teori terkemuka menyatakan bahwa penyebab dari Brain Freeze ini berkaitan erat dengan respon fisik yang seharusnya dirasakan oleh semua orang. Mayoritas ilmuwan beranggapan kondisi tersebut diakibatkan oleh benda bersuhu dingin yang menyentuh dinding atas mulut, dimana itu dapat memicu saraf trigeminus. Saraf trigeminus...

Navigasi Augmented Reality Fitur Baru Google Maps

Teknologi.id –  Pada konferensi   developer -nya tahun kemarin, Google memamerkan satu fitur baru dari Maps  yaitu navigasi Augmented Reality. Sesuai dengan namanya, fitur ini menyajikan panduan navigasi secara langsung pada tampilan kamera. Seperti yang dapat dilihat pada gambar di atas kamu tentunya sudah mengerti konsep dari bagaimana cara kerja fitur ini. Kalau kamu masih ingat, fitur ini mirip dengan fitur yang diunggulkan oleh Google Glass dulu. Namun bedanya di aplikasi ini kita hanya perlu mengangkat ponsel saja. Namun kita harus mengangkatnya sebentar saja, mengapa hanya perlu sebentar? Hal ini bukan tanpa alasan, Google sendiri sudah memikirkan matang-matang dan menerapkan bagaimana cara agar pengguna tidak terus terpaku pada panduan navigasi Augmented Reality di ponselnya. Baca juga:  Snapseed: Aplikasi Edit Foto Yang Dikembangkan Oleh Google! Jadi saat pengguna sudah terlalu lama mengarahkan kamera ponselnya. Aplikasi akan meminta pengguna untuk men...

MoMath Museum, Ubah Matematika Jadi Menyenangkan

Teknologi.id –  Matematika, hampir seluruh orang menjauhi mata pelajaran yang satu ini. Karena harus berurusan dengan berbagai macam angka, simbol, terlebih dengan hitungan yang rumit. Namun disamping semua itu, ternyata pelajaran matematika ini dapat berubah menjadi sesuatu yang menyenangkan lho! Bagaimana bisa? Terletak  di daerah Madison Square Park kota New York, Amerika Serikat. Terdapat sebuah museum yang mengubah pelajaran yang dianggap banyak orang sebagai hal yang mengerikan, menjadi hal yang menyenangkan. Dengan nama MoMath Museum, museum ini didirikan oleh  Glen Whitney, seorang ahli matematika asal Amerika Serikat. Museum ini memiliki dua lantai dengan luas 1.800 meter persegi yang pada awalnya ditujukan untuk para siswa kelas 4 SD sampai dengan 2 SMP. Baca juga:  ‘Museum Digital’ Membawa Jutaan Fosil Dari Kegelapan Namun demikian, museum ini tetap dapat dinikmati oleh siapapun dan berapapun umurnya. Dan menampilkan lebih dari 30 pameran, dengan set...